Perawat, Siapa Mereka???

SEJARAH PERKEMBANGAN PERAWAT

By: Mutia Annisa
A. Sejarah Perkembangan Profesi Perawat [1] 
a) Peran wanita
Peran tradisional wanita sebagai isteri, ibu, anak perempuan, dan saudara perempuan selalu mencakup perawatan dan pengasuhan anggota keluarga lainnya. Secara umum, layanannya berupa perawatan fisik dan kenyamanan. 
b) Agama
Nilai agama berupa penolakan terhadap diri sendiri, panggilan spiritual, dan pengabdian terhadap tugas dan kerja keras telah mendominasi keperawatan.
c) Perang
Perang telah menekankan betapa pentingnya perawat. Seperti dalam perang Krimea, Florance Nightingale diminta untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap tentara yang sakit dan terluka. Nightingale menerapkan praktik sanitasi dan mampu menurunkan angka kematian saat itu. Selain itu, perang saudara Amerika juga memunculkan perawat yang terkenal, yaitu Harriet Tubman dan Sojourner Truth yang memberikan perawatan dan keamanan bagi para budak yang melarikan diri. Kemudian, terbentuklah CadetNurse Corps sebagai upaya penanggulangan kekurangan mencolok pada perawatan sebagai akibat Perang Dunia II.
d) Sikap masyarakat
Sikap masyarakat terhadap perawat dan keperawatan sangat memengaruhi keperawatan profesional. Keperawatan pada mulanya bukan suatu organisasi dan tidak berpendidikan berubah menjadi sebuah profesi keperawatan yang layak untuk dihargai. Perawat kemudian dipandang sebagai pekerjaan mulia, penuh belas kasih sayang, bermoral, bersifat agamis, penuh dengan pengabdian, dan pengorbanan diri sendiri.
e) Pemimpin keperawatan
  • Nightingale (1820-1910), dilahirkan dari keluarga kaya dan cerdas, merupakan perawat pertama yang memberikan tekanan politik terhadap pemerintah.
  • Barton (1812-1912), guru sekolah, menjadi perawat sukarela pada saat perang saudara Amerika dan mendirikan Palang Merah Amerika - Palang Merah Internasional.
  • Wald (1867-1940), pendiri keperawatan kesehatan masyarakat, memberikan layanan keperawatan, sosial, dan mengadakan kegiatan pendidikan-budaya.
  • Dock (1858-1956), seorang aktivis politik dan teman Wald, mendirikan American Society of Superintendents of Training Schools for Nurses of The United States and Canada bersama teman lainnya. Perintis National League for Nursing yang sekarang.
  • Sanger (1870-1966), perawat kesehatan masyarakat di New York, merupakan pendiri "Keluarga Berencana".
  • Breekinridge (1881-1965), seorang perawat perintis terkenal, mendirikan Frontier Nursing Service (FNS).
 B. Kompetensi Profesi Perawat
Kompetensi ialah seperangkat tindakan cerdas dan penuh dengan tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (SK. Mendiknas No. 045/U/2002). Menurut Baskoro Poedjinoegroho E[2], kompetensi secara umum memiliki beberapa komponen seperti pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan kecakapan. Sedangkan anatomi kompetensi meliputi pengetahuan, mampu menerapkan secara prosedural, memilih dan menerapkan secara kontekstual, dan membentuk sikap serta tata nilai. 
Kompetensi perawat juga meliputi attitude, knowledge, skills, dan insight. Sehingga kompetensi perawat pun dapat dikelompokkan menjadi tiga. Pertama, kompetensi umum seperti melakukan komunikasi interpersonal, penerapan etik, infeksi nasokomial, dan advokasi. Kedua, kompetensi inti seperti mencuci rambut dan membersihkan mulut. Ketiga, kompetensi pilihan seperti memfasilitasi klien-terapi alternatif, dan pengobatan tradisional. Keempat, kompetensi khusus seperti keperawatan anak, maternitas, medikal bedah, jiwa, kritisi, manajemen keperawatan, komunitas, keluarga, dan gerontik. Menurut Nursalam (2014), terdapat pula beberapa kerangka kerja kompetensi perawat, yaitu[2]:
  1. Praktik profesional, etis, legal, dan peka budaya. Misalnya, akuntabilitas, praktis etis dan peka budaya, serta praktik legal. 
  2. Pemberi dan manajemen asuhan keperawatan. Misalnya, menerapkan prinsip pokok dalam pemberian dan manajemen keperawatan, melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan, melakukan pengkajian keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana, mengevaluasi asuhan keperawatan, menggunakan komunikasi terapeutik dan hubungan interpersonal dalam pemberian pelayanan keperawatan, menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman, mempergunakan hubungan interpersonal dalam asuhan keperawatan, dan menerapkan prinsip manajemen juga kepemimpinan dalam praktik keperawatan profesional. 
  3. Pengembangan profesional. Misalnya, melaksanakan peningkatan profesionalisme, peningkatan mutu, dan mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab profesi.
 C. Peranan Profesi Perawat [1]
  • Pemberi asuhan, memberikan tindakan yang membantu klien secara fisik maupun psikologis dengan tetap memelihara martabat klien.
  • Komunikator, mengidentifikasi masalah klien dan kemudian mengomunikasikannya secara verbal maupun tertulis kepada anggota lain dalam tim kesehatan.
  • Pendidik, membantu klien mengenal kesehatan dan prosedur asuhan kesehatan yang perlu mereka lakukan untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatannya.
  • Advokat klien, bertindak melindungi klien.
  • Konselor, membantu klien untuk mengenali dan menghadapi masalah-masalah psikologis dan sosial yang menekan mereka, membina hubungan interpersonal yang baik, dan meningkatkan perkembangan personal.
  • Agen pengubah, melakukan perubahan pada suatu sistem (seperti asuhan klinis yang tidak membantu klien kembali ke kondisi kesehatannya.
  • Pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama mencapai tujuan tertenru dalam pelayanan kesehatan klien.
  • Manajer, mengatur pemberian asuhan keperawatan bagi individu, keluarga, dan komunitas.
  • Manajer kasus, bekerja dalam tim asuhan kesehatan multidisiplin untuk mengukur efektivitas rencana manajemen kasus dan memantau hasil.
  • Konsumen penelitian, memanfaatkan penelitian untuk memperbaiki asuhan klien.
  • Perluasan peran karier, mewujudkan peran karier yang makin luas seperti perawat praktisi, perawat spesialis klinis, perawat bidan, perawat peneliti, dan perawat anastesi yang memungkinkan kemandirian dan otonomi yang lebih tinggi.
Referensi:
[1] Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2012). Fundamentals of nursing: concepts, process, and practice (9th ed.). New Jersey: Pearson Education.
[2] Nursalam. (2014). Manajemen keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional (Edisi 4). Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Comments

Popular posts from this blog

Retroperitoneal Space - Organs

Hari Anak Internasional: Apa itu BPTS?